MunaBarakati Pos - Riuh jelang pemilihan kepala daerah di Muna Barat telah dimulai sejak lama. Ibarat penjual di pasar, para tim sukses sibuk menjajakan kandidat jagoan nya. Mereka menawarkan kandidat nya ibarat sebagai barang terbaik dibanding sederetan barang lain. Mereka terfokus menyebutkan segala kelebihan, khasiat, serta keunggulan dari barang atau kandidat yang mereka miliki. Mereka berkeyakinan jika dengan menonjolkan kandidat atau barangnya maka secara serta merta rakyat akan kagum lalu pada akhir nya akan membeli produk tersebut. Sebuah keyakinan yang lampau dan cenderung keliru.
Tim Sukses yang Gagal Paham
Pagelaran demokrasi yang kita lakoni setiap lima tahun nya masih saja sebatas prosedural belaka. Rakyat dengan kebutuhan dan kepentingan nya sebagai substansi demokrasi tidak pernah tersentuh dengan telak. Semboyan Abraham Lincoln "from the people, by the people and for the people", dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat hanyalah sebatas konsepsi yang tak pernah mengaktual.
Ruang demokrasi tak lebih dari sekedar ruang pertarungan kelompok elite yang sangat sepi dan jauh dari diskusi dan perbincangan akan kebutuhan rakyat kelas bawah. Kepentingan masyarakat tersisihkan jauh ke sudut paling pinggir dari wacana yang dibangun oleh elite politik. Elite politik termasuk para tim sukses hanya sibuk ingin memenangkan kandidat atas kandidat lain.
Wacana politik yang menjauh dari substansi kepentingan masyarakat merupakan bukti kegagalan para tim sukses dalam memahami politik-demokrasi. Pemahaman politik oleh para tim sukses yang hanya sedangkal sebagai arena pertarungan untuk sekedar memenangkan kursi kekuasaan adalah sungguh naif. Rakyat tidak lah membutuhkan seberapa jago atau kuat kandidat dalam mengalahkan kandidat lain, namun masyarakat membutuhkan jawaban solutif atas segala masalah dan tantangan yang mereka hadapi dalam keseharian.
Ada banyak isu kepentingan masyarakat yang seharusnya dikelola oleh para tim sukses. Tantangan kesejahteraan para petani dan nelayan yang mengalami kesulitan akan rendahnya produksi dan akses pasar, tingkat pengangguran pada angkatan kerja usia muda terdidik maupun tidak terdidik, masalah sosial yang mendera remaja dan anak sekolah, dan sederet isu lain yang menyakut kepentingan warga. Masyarakat membutuhkan wacana dan diskusi yang terkait langsung dengan kebutuhan mereka.
Isu terkait siapa yang berpasangan dengan siapa, wacana siapa yang mewakili daerah mana, wacana keunggulan kandidat satu terhadap kandidat lain tanpa keberpihakan kepada rakyat sungguh tak begitu menarik bagi rakyat. Rakyat tahu persis bahwa hanya janji dan tawaran program yang dapat ditagih dan dievaluasi jika mereka telah terpilih kelak. Rakyat membutuhkan pendampingan agar dapat berdaya dalam menyelesaikan tantangan hidup keseharian mereka. Rakyat seharusnya tidak pula digiring pada topik diskusi-diskusi pragmatis. Sekali lagi para tim sukses harus nya tidak boleh gagal paham.
Politisi Pragmatik vs Programatik
Hanya terdapat dua tujuan para politisi ketika bertarung yaitu tujuan idealis dan tujuan pragmatis. Politisi yang meletakan idealism sebagai prinsip nya akan selalu berorientasi program dalam mempersuasi masyarakat. Sebaliknya politisi pragmatis akan cenderung transaksional ketika hendak mendapatkan dukungan rakyat. Warga sebagai sentrum demokrasi harus pandai dan jeli melihat, menilai karakter politisi kita.
Mengenali politisi pragmatis maupun programatik dapat didekati dengan memahami tim sukses dan orang-orang di sekitarnya. Mereka dapat dikenali dari cara mengemas dan menumbuhkan isu. Sekali lagi tim sukses politisi dengan idealism akan cenderung menawarkan program yang siap dikawal dan dievaluasi sedangkan tim sukses pragmatis hanya akan sibuk "menghujat ataupun menjilat" tanpa fakta dan data.
Menginterupsi kesadaran politik kita memang harus menjadi kewajiban dan mendesak. Bahwa politik bukan hanya sekedar memenangkan kursi kekuasaan tetapi politik adalah jalan menyempurnakan hidup dengan menebar manfaat bagi umat.
Penulis ; Adhyanti, warga Wadaga sekaligus penggagas Muna Barat Watch.
Tim Sukses yang Gagal Paham
Pagelaran demokrasi yang kita lakoni setiap lima tahun nya masih saja sebatas prosedural belaka. Rakyat dengan kebutuhan dan kepentingan nya sebagai substansi demokrasi tidak pernah tersentuh dengan telak. Semboyan Abraham Lincoln "from the people, by the people and for the people", dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat hanyalah sebatas konsepsi yang tak pernah mengaktual.
Ruang demokrasi tak lebih dari sekedar ruang pertarungan kelompok elite yang sangat sepi dan jauh dari diskusi dan perbincangan akan kebutuhan rakyat kelas bawah. Kepentingan masyarakat tersisihkan jauh ke sudut paling pinggir dari wacana yang dibangun oleh elite politik. Elite politik termasuk para tim sukses hanya sibuk ingin memenangkan kandidat atas kandidat lain.
Wacana politik yang menjauh dari substansi kepentingan masyarakat merupakan bukti kegagalan para tim sukses dalam memahami politik-demokrasi. Pemahaman politik oleh para tim sukses yang hanya sedangkal sebagai arena pertarungan untuk sekedar memenangkan kursi kekuasaan adalah sungguh naif. Rakyat tidak lah membutuhkan seberapa jago atau kuat kandidat dalam mengalahkan kandidat lain, namun masyarakat membutuhkan jawaban solutif atas segala masalah dan tantangan yang mereka hadapi dalam keseharian.
Ada banyak isu kepentingan masyarakat yang seharusnya dikelola oleh para tim sukses. Tantangan kesejahteraan para petani dan nelayan yang mengalami kesulitan akan rendahnya produksi dan akses pasar, tingkat pengangguran pada angkatan kerja usia muda terdidik maupun tidak terdidik, masalah sosial yang mendera remaja dan anak sekolah, dan sederet isu lain yang menyakut kepentingan warga. Masyarakat membutuhkan wacana dan diskusi yang terkait langsung dengan kebutuhan mereka.
Isu terkait siapa yang berpasangan dengan siapa, wacana siapa yang mewakili daerah mana, wacana keunggulan kandidat satu terhadap kandidat lain tanpa keberpihakan kepada rakyat sungguh tak begitu menarik bagi rakyat. Rakyat tahu persis bahwa hanya janji dan tawaran program yang dapat ditagih dan dievaluasi jika mereka telah terpilih kelak. Rakyat membutuhkan pendampingan agar dapat berdaya dalam menyelesaikan tantangan hidup keseharian mereka. Rakyat seharusnya tidak pula digiring pada topik diskusi-diskusi pragmatis. Sekali lagi para tim sukses harus nya tidak boleh gagal paham.
Politisi Pragmatik vs Programatik
Hanya terdapat dua tujuan para politisi ketika bertarung yaitu tujuan idealis dan tujuan pragmatis. Politisi yang meletakan idealism sebagai prinsip nya akan selalu berorientasi program dalam mempersuasi masyarakat. Sebaliknya politisi pragmatis akan cenderung transaksional ketika hendak mendapatkan dukungan rakyat. Warga sebagai sentrum demokrasi harus pandai dan jeli melihat, menilai karakter politisi kita.
Mengenali politisi pragmatis maupun programatik dapat didekati dengan memahami tim sukses dan orang-orang di sekitarnya. Mereka dapat dikenali dari cara mengemas dan menumbuhkan isu. Sekali lagi tim sukses politisi dengan idealism akan cenderung menawarkan program yang siap dikawal dan dievaluasi sedangkan tim sukses pragmatis hanya akan sibuk "menghujat ataupun menjilat" tanpa fakta dan data.
Menginterupsi kesadaran politik kita memang harus menjadi kewajiban dan mendesak. Bahwa politik bukan hanya sekedar memenangkan kursi kekuasaan tetapi politik adalah jalan menyempurnakan hidup dengan menebar manfaat bagi umat.
Penulis ; Adhyanti, warga Wadaga sekaligus penggagas Muna Barat Watch.
0 komentar:
Posting Komentar