
Pekan lalu, saya ke Desa Langkumapo, mengunjungi teman dan handai taulan disana. Saat itu, salah satu teman di Langkumapo sedang melakukan penjarangan tanaman jati miliknya. Sehubungan moment itu, teman tersebut mengajak saya untuk masuk hutan dan melihat-lihat kebun jati miliknya.
Saya cukup terkesima dengan hamparan jati disana. Namun saya lebih kaget dan terkesima lagi saat saya sampai disuatu tempat yang diberi nama LIA. Tempat tersebut ternyata daerah pesisir pantai. Disana terdapat mangrove namun tidak terlalu lebat. Selain itu terdapat beberapa muara sungai yang mengarah ke laut. LIA sendiri sebenarnya semacam lubang atau gua yang didalamnya terdapat air yang mengalir menuju ke laut. Tempatnya cukup indah dan menyejukkan pikiran.
Saat melihat keaadan itu, naluri saya sebagai orang perikanan muncul. Dibenak saya terbesit dua hal, yakni terkait kelestarian mangrove dan terkait dengan pegembangan budidaya ikan dan udang di tambak.

Setelah melihat dan mencermati kondisi yang ada, maka saya pribadi berfikir, lokasi tersebut cocok untuk pengembangan kawasan pertambakan bagi kegiatan budidaya ikan dan udang. Pertimbangannya adalah bahwa dari sisi ekonomi, pengembangan kawasan pertambakan di lokasi tersebut akan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut. Sementara dari aspek konservasi, terdapat kawasan atau lokasi lain yang bisa dijadikan sebagai areal perlindangan mangrove yakni di bagian timur lokasi tersebut.
Pada kesempatan itu, saya juga mengamati beberapa hal yakni :
TOPOGRAFI
Lokasi tersebut memiliki kontur yang relatif rata dan elevasi cukup ideal. Hal ini untuk mempermudah pengerjaan pembuatan tambak dengan biaya yang rendah.
ELEVASI atau kemiringan lahan...... di lokasi tersebut, sudut elevasinya relatif kecil sehingga kondisi ini tidak akan menyulitkan dalam pembangunan tambak, terutama pada bagian hulu. Pengelolaan air pada bagian hulu tidak akan mengalami kendala sehingga pasokan air ke tambak akan terjamin.
VEGETASI
di daerah tersebut ditumbuhi mangrove (bukan dari jenis nipa). Kondisi ini menunjukkan kalau lokasi tersebut cukup ideal untuk pembuatan tambak.
TEKSTUR TANAH
di lokasi tesrebut, tekstur tanahnya adalah liat berpasir (istilahnya ---- sandy clay) dan terdapat pula tekstur liat berlumpur (istilahnya ---- clay loam). Kedua tekstur tanah tersebut cukup baik untuk pematang karena kompak, kuat, dapat menahan air serta tidak pecah-pecah.
TRANSPORTASI
lokasi tersebut tidak terisolasi. Dari jalan poros hingga ke pesisir cukup mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Kondisi ini cukup mendukung kegiatan/usaha pertambakan, dalam hal ini berhubungan dengan sarana produksi dan pemasaran hasil.
Terkait kondisi ini saya hanya bisa berharap kepada para pihak terkait, khususnya pemerintah daerah agar mempertimbangkan kebijakan pengembangan kawasan pertambakan untuk kegiatan usaha budidaya ikan dan udang di desa tersebut demi kesejahteraan masyarakatnya.
Penulis : L M Ramadan
0 komentar:
Posting Komentar