Disetiap rumah yang didatangi, setiap tamu akan menjabat tangan tuan rumah sambil mengatakan "Tola kaita" (Artinya: Kamu yang berdoa), lalu tuan rumah atau tamu akan mengatakan kalimat berikut "Datumolago omuru mewanta, datumolagho kghosa bhe kalalesa, damekakodohoe balaa. Sio-siomu taghu tewise itu nando darumafotie tora" (Artina: Kita memohonkan umur panjang, kekuatan lahir-batin dan kemudahan dalam segala hal serta dijauhkan dari musibah dan bencana.
Semoga tahun depan kita masih berjabat tangan kembali)... Nah, jika tamunya anak-anak maka tuan rumah akan memberikan uang pecahan 2000-an, 5000-an, 10.000-an dst disesuaikan dengan usia anak-anak yang bertamu. Jumlah uang yang diterima oleh anak-anak yang bertamu juga variatif, misalnya dalam rumah yang didatangi ada Bapak-Ibunya dan 6 orang anak-anaknya. Maka anak-anak yang bertamu akan dapat uang lebaran dari 8 orang. Biasanya anak-anak akan banyak mendatangi rumah yang memberikan uang baru. Setelah diberi uang, anak-anak tersebut akan salaman cium tangan dan pamit pulang. Tradisi seperti ini biasanya dilakukan selama satu minggu...
Ternyata tradisi saling mendoakan tsb adalah tradisi Bangsawan Arabia, sedangkan tradisi memberikan uang receh pada anak-anak adalah tradisi Ningrat Jawa yang dilakukan secara turun-temurun... Wajar saja jika kemudian Metro Langku-Langku diberi label sebagai "Negeri Para Petarung" atau "Tanah Yang Diberkati" atau "Tanah Keramat"
Penulis : La Ode Songko Panatagama
0 komentar:
Posting Komentar